Jumat, 15 Mei 2009

Naskah Drama "Cerita Kakek" (versi Jawa)

“CERITA SIMBAH”

Ing sawijining desa kang adem ayem, ana sawijining wong kang wis tuwa urip karo 3 putune. Uripe katon guyup rukun.

(Karo diiringi instrument AYUN AMBING) Simbah metu saka omah lan lungguh ing teras ngarep lan nyeluk putune kabeh.

Simbah : Cah bagus, cah ayu, mrinio nak kabeh putu-putuku. Duh!! Ning endi kabeh iki kok sepi. Simbah iki lho arep crita jaman cilike simbah (karo watuk-watuk) uhuk…huk…huk…!!!

(Ora suwe saka iku, putu-putune simbah pada teka)

Putu2 : (bebarengan) Inggih…mbah!! Sekedap…!! (karo mlayu menyang simbah)

Ora suwe saka iku, putu2 mau teka lan lungguh sila ing ngarepe simbah. Salah sawijining putu ana sing mijeti gegere simbah.

Simbah : Le, nduk, simbah iki wis tuwa, wis mambu lemah. Maringono yo bali menyang lemah…. Huk…huk…!! Mumpung

KIBLAT TANAH NEGERI

Introduksi
Suasana : tegang panas
Setting : Rumah Ki Gedhe Lemah kuning (lampu merah)
Musik : Sampak campur vocal + palaran
Waktu : malam hari
Pelaku : Ki gedhe lemah kuning

Palaran surat dari Unggul Pawenang (dibarengi tarian)

Sabdha Jati, aja ngaku Hyang Sukma
Mara sowano mring reki
Najan leresa ing batin
Nanging luwih kaluputan
Wong wadheh ambuka wadi
Telenge bae pinulung
Pulungi tanpa ling-aling
Kurang waskitha ing cipta
Lunturing kanthi nugraha
Tan saben uwong nampani.

Ki Gedhe Lemah Kuning (murka)
Jangankan hanya delapan! Beribu-ribu sesepuh, aku takkan sudi menghadap ke Unggul Pawenang. Aku bukan budak. Aku tidak sudi diperintah. Sejak mentari menampakkan sinarnya aku sudah hidup di antara langit dan bumi ini. Aku dan para sesepuh itu sama, hanya seonggok daging yang berupa bangkai yang tidak lama lagi akan busuk. Menjadi tanah. Tapi hari ini kalian kumalungkung para sesepuh. Beraninya mengundang aku yang sebenarnya sudah manunggal dengan Ywang Sukma. Ki Gedhe Lemah Kuning! (kepada utusan) Pulanglah!

Utusan
Saya akan pulang

“Jaka Ngiyub”

Oleh: Heru Subrata


Penokohan

a. Tokoh Antagonis

1) Nawang Menit yang diperankan oleh Purwati

Dia adalah salah satu bidadari yang tidak mempedulikan penderitaan saudaranya, karena itu dia dianggap tokoh yang jahat.

Ø Ciri fisik :

Nawang Menit berumur 20 tahun, kurus dan tingginya kurang lebih 155 cm, berat 42 kg, rambut hitam lurus, dan cantik.

Ø Karakter :

Nawang Menit bersifat judes, egois, jahat, centil, ddan cerewet. Logat bahasanya Indonesia gaul.

2) Nawang Minggu yang diperankan oleh Fitri Handayani

Dia adalah salah satu bidadari yang cuek dan tidak peduli akan masalah yang dihadapi saudaranya. Karena itu dia dianggap tokoh yang jahat.

Ø Ciri fisik :

Nawang Minggu berumur 23 tahun, tingginya kurang lebih 155 cm, berat 46 kg, rambut hitam ikal, dan cantik.

Ø Karakter :

Nawang Minggu bersifat egois, sering berkata ketus, tega. Berlogat Jawa, Surabaya.

b. Tokoh Protagonis

1) Jaka Ngiyub, diperankan oleh Ferdihans Abda R.

Dia adalah tokoh utama yang menyebabkan masalah, yaitu dengan mencuri selendang bidadari.

Ø Ciri fisik :

Jaka Ngiyub berumur 30 tahun, tingginya kurang lebih 168 cm, berat 63 kg, bentuk tubuh ideal, rambut hitam lurus, dan tampan.

Ø Karakter :

Jaka Ngiyub merupakan bujang lapuk di desanya. Bersifat agresif, pemberani dan nekat, serakah. Gaya bahasanya logat Jawa.

Ø Sosial :

Jaka Ngiyub memiliki status sosial tingkat menengah ke atas. Merupakan petani yang memiliki banyak sawah

2) Nawang Tahun, diperankan oleh Ribka Kristianti

Dia adalah tokoh utama yang kehilangan selendang dan akhirnya menderita karena ditinggalkan saudara-saudaranya kembali ke

PANGGIL AKU AZIZA

Opening : DALANG DENGAN NYANYIAN PEMBUKA : MUSIK MENGALUN.DI LAYAR ADA SILHOUETE BAYANGAN ATAU PANGGUNG MENUNJUKKAN POTONGAN-POTONGAN ADEGAN SUPER PENDEK.

Babak 1
PERPUSTAKAAN KAMPUS Jali di Jogja.Jali nampak membawa setumpuk buku ke meja, duduk lalu membaca-baca satu persatu. Lalu Anik masuk dan sedikit terkejut tapi seneng.
Jali : Heh, Anik
Anik : (menoleh dan terkaget dengan riang) Hai.., apa kabar? Tumben, baru jam sembilan mas, kok udah bangun, dah sampe perpus segala, tapi kayaknya belum mandi deh.
Jali : (Tersenyum) Kamu cari apa?
Anik : Biasa, bahan skripsi dong..... suruh ganti judul terus..
Jali : (tersenyum, Anik duduk di depan Jali. Matanya memandang sesekali tersenyum menggoda)
Anik : Kok baca di sini, bisanya bawa pulang? Nanti di susul Sasa lagi, lho.
Jali : Yah..Kalopun dia nyusul, paling nggak aku udah mbaca meskipun baru satu halaman. Kalo di bawa pulang malah nggak sempet baca sama sekali, sekarang jam sembilan to? Pasti dia udah di kosku.
Anik : Eh, gimana kuliah kamu, kok kayaknya nyantai banget sih?......
(diam lama, Jali cuma tersenyum. Anik memandangi wajah Jali. tersenyum lalu...)
Anik : Eh.. Nggak kerasa ya. kayanya udah lamaaa benget kamu nggak ke kosku. Udah lamaaa banget nggak..... (Anik tak meneruskan kalimat nya, tapi mereka saling berpandangan, sambil menyimpan senyum masing-masing.)
Jali : (tersenyum) baru 4 bulan. abis kamu pake pindah kos segala, udah jauh, nggak boleh ada cowok nginep.
Anik : UUh maunya, ... kangen ya bobo di kosku.
Jali : Ah, udah ah, ngga usah mancing-mancing. kamu kan udah ada cowo baru, polisi lagi. Namanya siapa? Udhien ya?
Anik : Udhien, Bripka Udhien (dengan gaya centilnya, tapi tiba-tiba mrengut dan merengek manja..) sekarang dia di Aceh.. sampe bulan September.....
(Jali hanya

MAYAT MAYAT CINTA

# 0
Mukaddimah
Lagu pembuka (Lagu 1)

# 1
Lampu temaram, diikuti spot besar di tengah panggung.
Tiba-tiba, seorang laki-laki kasar masuk dari sisi panggung sambil mencengkeram rambut & menyeret seorang perempuan cantik. Perempuan itu menangis, memperlihatkan kepedihan hatinya. Ia dihempaskan ke lantai dengan kasar. Musik masih mengalun mengiringi peristiwa ini...

Dursasana : “Menurutlah Drupadi, karena kau sudah milik kami! Kau adalah pelayan kami sekarang. Suamimu Yudhistira telah mempertaruhkan dirimu di arena perjudian ini. Dan ia telah kalah..!”
Drupadi : (Masih terduduk bersimpuh dan tersedu. Suaranya ditekan)
“Bagaimana mungkin Tuan-tuan membiarkan diriku dijadikan taruhan oleh orang yang telah kalah berjudi? Bukankah para penjudi adalah manusia-manusia jahat yang ahli tipu muslihat?! Suamiku telah menjadi budak karena kalah, dan ia bukan manusia bebas lagi. Karena-nya ia tak berhak lagi mempertaruhkan aku...”
Dursasana : “Sejak semula ia telah rela akan mempertaruhkan semua miliknya. Itu berarti bukan hanya harta benda, tetapi juga dirinya sendiri, saudara-saudaranya, termasuk kau, istrinya...!”
Drupadi : (Menghadap ke arah penonton, seolah ia menatap hadirin arena perjudian itu)
“Tuan-tuan yang terhormat, jika kalian memang mencintai dan meng-hormati kaum ibu yang telah

THE LIGHT OF KEN DEDES

Opening

Café
Band mengalunkan lagu lembut. Seorang wanita duduk sendiri di salah satu meja.
Lagu :
If I were you and you were me
And all the thing in life become so blue
And when the night is bright and days turns dark
So world will be so blue
The time is lost, and space is worse
The God may be seems blue

And my heart so blue
And your face is blue
Let me cry
Couse those tears also blue

Lampu temaram…
Wanita di Café : Kenapa harus aku. Aku tak tahu bahwa sinar di kelaminku ini ada artinya. Kupikir semua orang juga begitu. Kupikir karena semua orang begitu maka tak perlu dibicarakan lagi.
Aku masih ingat ketika kakekku mendongen baratayuda. Aswatama yang ingin membalas dendam kedamaian ayahnya resi Durna terpaksa menggali terowongan dalam tanah menuju ke keraton Amarta. Dia ditemani ibunya yang membuka kain hingga kelaminnya terbuka dan memancarkan sinar untuk menerangi dendam suci sang putra.
Kupikir itu tidak aneh.
Aku bahkan rajin membersihkan kelaminku ini, dan tak lupa mengelusnya setiap menjelang tidur dan pagi sebelum mandi. Waktu itu aku berjanji tak akan berhenti begitu setiap hari sebelum kelaminku bersinar seperti petromak. Setiap tengah malam kumatikan lampu kamar dan aku telanjang untuk menguji apakah vagina cantikku sudah mampu menerangi ruangan seperti

KOOR (Kidung Orang Orang Rakus)

Prolog

MUSIK.ORANG-ORANG BERPERUT BUNCIT BERMUNCULAN DALAM AKTIVITAS MEREKA, TENGGELAM DALAM IRAMA DAN NYANYIAN GEMBIRA. HINGGA SATU MOMENT, GERAKAN MEREKA MEMBEKU. KUROP, MENYIBAK KERAMAIAN, BICARA PADA PENONTON.

KUROP
Koor? Kedengerannya aneh gak, sih? Tapi di sini, di negeri kami yang bernama Negri Durjanasia ini, anda boleh bilang kalo setiap kami semua adalah penganut koor yang taat. Karena koor adalah nilai luhur warisan para leluhur. Anda bisa buktikan semua itu dengan melihat bagaimana cara kami memelihara dan membuncitkan perut-perut kami. Karena perut buncit adalah lambang kegagahan kami, kewibawaan, kesuksesan, kesejahteraan dan kesempurnaan hidup kami. Jadi sudah sewajarnya kalo kami mengarahkan semua tindakan-tindakan kami- tanpa terkecuali, demi perut-perut buncit kami ini. Lantas, anda semua mungkin akan bertanya... bagaimana cara kami melestarikan koor yang luhur itu secara turun-temurun? Ahaa...inilah negeri kami, rumah kami...kami akan terus ada dan berkembang dalam...tradisi!

ORANG-ORANG YANG TADI MEMBEKU DALAM AKTIVITAS MEREKA, TIBA-TIBA MENCAIR KEMBALI, MENYANYI DAN MENARI, RIANG.

ORANG-ORANG (Nyanyi) Tradisi!...Koor!...Tradisi!...Koor!...Tradisi!... Koor! Lestarikanlah tradisi!...Koor!...

PUROK MASUK, SOSOKNYA NAMPAK PALING KURUS, PENAMPILANNYA GANJIL DIBANDINGKAN YANG

Jumat, 08 Mei 2009

Naskah Drama: “Aku Masih Perawan”

GELAR KARYA PEMENTASAN
SENI DRAMA DAN TARI
“AKU MASIH PERAWAN”
Pimpinan Produksi:
Drs.Heru Subrata, M.Si
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2006
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pengembangan kemampuan dasar seni drama, diperlukan adanya kegiatan praktis berupa pengenalan pementasan yang melibatkan mahasiswa secara langsung. Hal tersebut dimaksudkan agar ilmu-ilmu tentang drama dapat diaplikasikan dalam pementasan secara nyata, dan dapat memberikan pengalaman paraktis yang sangat diperlukan bagi calon guru sekolah dasar. Bentuk kegiatan yang dapat mengaplikasikan pengalaman berupa Gelar Karya Pementasan Drama Tari tersebut menjadi bagian yang urgen bagi seluruh mahasiswa PGSD yang memrogram Mata Kuliah Drama Tari pada semester IV.
Kegiatan secara keseluruhan pertama, diawali dengan pemberian bekal berupa pengembangan dasar-dasar seni drama dengan tujuan mengembangkan kemampuan meliputi: pelatihan konsentrasi, vokal, mimik, ekspresi, gerak otot sebanding, dasar-dasar akting, komposisi, teknik pementasan, dan properti pendukung pementasan drama. Kedua, teknik penulisan naskah, dan Ketiga, Konsep penyutradaraan. Kegiatan keempat yang merupakan kegiatan akhir yaitu Gelar Karya Pementasan, yang dibagi atas kelompok-kelompok dengan jumlah anggota disesuaikan dengan kebutuhan.
Kegiatan Gelar Karya Akhir berupa

Naskah Drama: “Andhe2 Lumut”

[Naskah telah dipentaskan]

PANGGUNG KOSONG TERLIHAT DEKORASI DENGAN NUANSA PEDESAAN. TERDENGAR MUSIK GENDING JAWA. MBOK MENAH MASUK DENGAN MEMBAWA TAMPAH BERISI BERAS, KEMUDIAN MEMPERKENALKAN DIRI KEPADA PENONTON.

Mbok Menah :”Para penonton, perkenalkan nama saya Mbok Menah. Saya ini, simboknya para klenting. Perlu saudara-saudara ketahui bahwa saya sangat bangga mempunyai anak yang cantik-cantik, pinter-pinter, sehat-sehat, berbakti pada orang tua, penurut lagi. Pokoknya tidak ada yang menandingi mereka di seluruh desa ini. Sudah banyak para pemuda desa yang melamar mereka. Eh, sudah ya penonton, saya permisi mau masak dulu. Soalnya anak-anak saya belum sarapan.

KEMUDIAN MBOK MENAH KELUAR PANGGUNG. TERDENGAR MUSIK BERIRAMA KERAS, MENGIRINGI MASUKNYA PARA KLENTING. KEMUDIAN MEREKA MEMPERKENALKAN DIRI.

K.Abang :”Assalamu’alaikum…para penonton…perkenalkan…kami adalah para klenting anak Mbok Menah. Nama saya Klenting Abang, saya ini yang tertua lho…!”

K.Ijo :”Nama saya Klenting Ijo.”

K.Biru :”Kalau saya Klenting Biru.”

K.Ungu :”Kalau saya Klenting Ungu”

K.Abang :”Para penonton, kami ini sangaaat menyayangi si mbuk kami. Karena

Naskah Drama: “Ibu Bukan Ibumu”

[Naskah ini telah dipentaskan]

1. KONSEP PEMENTASAN

1.1.Konsep cerita

Drama ini mengisahkan tentang seorang wanita yang bernama Bu Surti seorang buruh cuci yang memiliki seorang anak perempuan (Sari) yang sebenarnya adalah anak dari Bu Bagus (mantan majikannya dahulu). Bu Surti memutuskan untuk mengambil Sari tanpa sepengetahuan Bu Bagus karena selama ini Bu Bagus tidak pernah memperhatikan dan memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu kepada anak kandungnya. Bu Bagus adalah seorang wanita berpendidikan yang ingin mengejar kesuksesan yang selama ini menjadi impiannya (menjadi model) sehingga ia pergi ke luar negeri dan menelantarkan anaknya.

Setelah sari tumbuh dewasa, secara tidak sengaja Bu Surti bertemu kembali dengan Bu Bagus di rumah Bu Tejo (pelanggannya). Seketika itu juga Bu Bagus memaksa Bu Surti untuk mengembalikan Sari kepadanya. Dan dengan berat hati Bu Surti menyerahkan Sari kepada Bu Bagus. Sari yang mendengar kenyataan bahwa dia bukan anak kandung BuSurti dia merasa terpukul . Namun dia lebih memilih Bu Surti dari pada Bu Bagus ibu kandungnya sendiri karena dari Bu Surtilah Sari dapat merasakan kasih sayang dari seorang ibu. Dan diakhir cerita Bu Bagus menyesali perbuatannya.

1.2.Konsep panggung

Penataan panggung pada pementasan drama ini disesuaikan dengan setting cerita. Pada babak pertama, setting digambarkan di rumah Bu Surti. Karena Bu Surti termasuk orang yang hidupnya tidak berkecukupan maka panggung ditata dengan property sesederhana mungkin. Pada babak kedua, setting panggung adalah di rumah Bu Tejo. Yang

Naskah Drama: “MODAR”

[Naskah telah dipentaskan]

Sinopsis

Pagi itu sebelum berangkat kekampus Yulia menemui kakeknya yang sedang duduk santai sambil membaca koran. Yulia mencoba merayu kakeknya agar hari ulang tahunnya sabtu ini dirayakan, dan dia pun berhasil. Kakek mengijinkan perayaan hari ulang tahun Yulia itu namun Diah, sepu[u yulia tidak menyetujui hal itu karena dia merasa iri dengan Yulia.

Hari ulang tahun Yulia pun tiba, semua orang sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Tamu-tamu mulai berdatangan dan Yulia tampak anggun dengan gaunnya. Pestanya pun meriah. Namun tiba-tiba terdengar suara gaduh dan suasana menjadi hening. Semua mata yertuju pada kakek yulia yang menggelepar-gelepar dilantai. Cairan putih pun keluar dari mulutnya. Melihat hal itu Yulia langsung berteriak sambil berlari mendekati kakeknya. Tak sepatah kata pun sempat keluar dari mulut kakeknya, karena detak jantungnya telah berhenti.

Detektif Patricia dan kapten yang kebetulan hadir di pesta itu segera mengamankan lokasi dan mengusut kasus tersebut. Karena insting dan kecerdasan detektif patricia, pelaku pembunuhan Kakek Yulia pun terungtkap.

Pelaku pembunuhan itu tidak lainadalah Wulan, kakak yulia. Yang juga adalah cucu kakek itu sendiri. Konon alasan wulan membunuh kakek adalah karena wulan tidak sengaja telah menemukan buku harian ayahnya. Disana tetulis bahwa kakaknya telah merebut harta kekayaan yang seharysnya dimiliki keluarga wulan. Bahkan bi’Inah pembantu keluarga sasto itu sebenarnya adalah adaik kandung wulan yang tidak diakui keberadaannya karena cacat dikakinya. Namun yang ada dipikiran wulan itu salah. Sebelum acara ulang tahun itu kakeknya telah merubah surat wasiatnya. Disana tertulis bahwa seluruh harta kekayaan keluarga sastro akan jatuh ketangan Bi Inah sebagai pewaris tunggal. Sedangakn yang lainnya hanya mendapatkan rumah dan mobil.

Setelah mengetahui hal itu Wulan pun sangat menyesal atas perbuatannya. Namun apalah yang bisa ia lakukan , Ia hanya bisa menangis dan meyesali segala perbuatannya itu dalam Penjara.

KONSEP PENYUTRADARAAN

1. TEKNIK PENYUTRADARAAN

a) Naskah Drama

Naskah drama yang berjudul “Sesal” ini adalah merupakan gubahan dari naskah drama yang berjudul “ Pembunuh”

Babak I

Dalam babak pertama ini menceritakan sedikit karakter tokoh-tokoh yang ditampilkan dan dibabak pertama ini pula ditampakkan suasana di rumah keluarga Sastro.

Babak II

Dalam babak kedua ini adalah inti dari cerita drama ini. Konflik,tangis, penyesalan, dan tawa riang ada di dalamnya sehingga karakter-karakter yang berlawananpun tampak.

b) Tokoh dan penokohan

Yulia : Manja, ceria, dan murah senyum

Kakek : Berwibawa,

Diyah : Sombong, angkuh, iri, dan pendendam.

Wulan : Penurut, pendiam.

Bi’Inah : Sabar, penurut, tabah.

Patricia : Berwibaw, cerdas, dan teliti.

GM : Penyayang, sopan.

Letnan : Tegas.

Tika : Centil.

Petugas : Tegas, Disiplin.

Penyidik : Teliti

c) Musik

Instrumen dan alunan

Lagu

d) Latar atau Setting

Ruang tamu, pagi hari

Di pesta ulang tahun, malam hari

e) Busana dan tata rias

Busana dan tata rias disesuaikan dengan karakter dan situasi atau setting di tiap babak.

Keluarga Sastro adalah salah satu keluarga yang terpandang di Bandung. Selain rumah yang megah, keluarga saaastro juga mempunyai perusahaan yang tersebar di pulau jawa. Dirumah megah itu hanya tinggal seorang kakek, tiga cucunya dan seorang pembantu yang selalu setia mengabdi dikeluarga tersebut. Namun kehidupan dalam keluarga itu tidaak semegah dan seindaah rumahnya. Pertengkaran, rasa iri dan dendam selalu menyelimuti kehidupan mereka….

Babak 1

Pagi itu….., sebelum yulia berangkat ke kampus, dia menemui kakeknya yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca koran

Yulia :P agi kek…….. gimana kabar kakek hari ini? Baik kan?

Kakek….. kakek hari ini keliahatan seger banget, pasti…….. kakek lagi seneng ya?

(sambil bejalan mendekati kakek)

Kakek :Cucu kesayangan kakek yang satu ini, kalau udah ngerayu pasti ada maunya, ya kan?

Yulia :Kakek kok gitu sich, nggak suka kalau Yulia nemeni kakek disini, ya sudah….. kalo gitu yulia pergi aja. (sambil berpaling akan meninggalkan kakek)

(Kakek meletakkan koran sambil menarik tangan Yulia)

Kakek :E…e…e…e, kok ngambek gitu? Iya-iya kakek ngaku salah. Baiklah, untuk menbus kesalahan kakek kamu boleh minta apa aja asalkan kakek bisa memenuhinya.

Yulia :Bener kek? (dengan nada terkejut sambil menatap kakek)

Kebetulan donk kek, sabtu besuk kan Yulia ulang tahun. Gimana kalau pesta ulang tahun Yulia dirayain, nanti yang kita undang hanya keluarga deket sama staff kantor aja, gimana kek? (sambil memegang tangan kakek)

Kakek :Boleh-boleh (sambil mengangguk-angguk)

Diah yang kebetulan mendengar pembicaraan mereka langsung keluar dari kamar menuju ruang tamu dengan wajah cemberut tanda tak setuju

Diah :Tidak bisa!!! Dirumah ini tidak akan pesta apapun! Terutama ulang tahunmu Yulia! (sambil menunjuk Yulia).

Kakek!!!

Cucu kakek kan bukan diah aja, kakek yang adil dong, jangan pilih kasih

(dengan nada membentak)

Kakek :D iah!!! Berperilakulah sopan sedikit pada orang tua,

membentak-bentak, apa itu yang diajarkan orang tuamu?

(sambil berdiri dengan nada agak tinggi)

Diah :Tapi kek…

Kakek :Ah sudahlah, kakek capek mendengarkanmu!

Bi’ Inah ambilkan kopi !

(sambil berdiri)

Bi’ Inah :Baik tuan

Yulia :Eh kek, pestanya jadi kan?

Kakek :Iya, nanti akan kakek atur dengan kakakmu Wulan. Sekarang, kamu berangkatlah ke kampus, nanti telat.

Yulia :Baik kek….. Yulia berangkat ya…..

Da kakek …….

Diah :Kek, lalu bagaimana dengan aku?

Kakek :Kamu ada masalah apalagi sih?

Diah :Gini kek, sekarang kan lagi ngetrend nih kuliah di luar negeri, nah Diah juga pingin kek?

Kakek :Jadi kamu minta dikuliahkan ke luar negri, gitu?

Kenapa tidak minta sama bapakmu?

Diah :Kakek ….. kakek tahu sendiri kan, papa tuh kerjanya nggak menentu, kadang ada job kadang nggak.

Wulan memasuki ruangan ….

Wulan :P agi kek…. Kakek memanggil saya?

Kakek :Oh iya, begini aku ingin kamu atur pesta ulang tahun adikmu Yulia sabtu ini.

Wulan :Baik kek, siapa saja yang kita undang?

Kakek :Semua staff kantor dan jangan lupa detektif Patricia, karene ada yang ingin aku bicarakan dengannya. Sudah jelas?

Wulan :Iya kek, kakek tidak sarapan? Ayo kita sarapan sekalian

Kakek :Ya.….ya

Kakek dan Wulan berlalu memasuki ruangan dan meninggalkan Diah

Diah :Kakek, lalu aku bagaimana? Kakek….. kakek…..

Huh … sebel, semua orang disini menyebalkan! Yulia….. awas kamu!!! Tunggu saja, pesta ulang tahunmu pasti kacau! Kakek sudah pilih kasih, aku pasti akan membalas sakit hati ini!

(dengan raut muka marah)

Lalu Diah pun pergi meninggalkan ruangan.

Babak 2

Acara yang ditunggu-tunggu telah tiba, semua orang sibuk mempersiapkan pelaaaaksanaan acara itu. Yulia tampak anggun dengan gaun yang dikenakannya.Senyum keceriaan yang terpancar dari bibirnya menambah elok wajah gadis itu….

Malam itu … mulai para undangan mulai berdatangan dan mereka mengucapkan selamat pa Yulia

Pengiring….

Tamu :Selamat ulang tahun Yulia

Yulia :Makasih, makasih (sambil berjabat tangan)

Tika :Met ultah ya book…. Semoga panjang umur, sehat selalu, dan aku doain you cepet married sama pak GM

Yulia :Thanks ya Tik…. Kamu baik deh, ntar aku bakal inget ma kamu pas aku bulan madu ke Amrik, oke!

Tika :Kamu tahu aja mau gue. Eh…. Denger-denger calon suami sohib gue ini naksir ama kak Wulan ya?

Yulia :Ah kamu, jangan ngomongin itu lagi deh, bosen aku ngomonginnya.

Tika :Iya deh…..

Eh lihat-lihat, siapa cewek itu? Anggun banget…. Boleh nih kenalan, kesana dulu ah…. Bye Yulia, muach muach…..

Tika menghampiri detektif Patricia bermaksud untuk memperkenalkan diri

Tika :Malem nona detektif, selamat datang di ulang tahun temen saya, Yulia.

Anda pasti detektif terkenal yang sering muncul di TV itu kan?

Pasti tidak salah lagi, dilihat dari ujung kepala sampai ujung kaki, nona adalah sosok yang tidak mudah dilupakan.

Patricia :Anda tepat sekali, sayalah orang yang disebut-sebut sebagai detektif terkenal itu. Anda tau, kasus-kasus seperti pencurian berlian sampai pencurian ayam, sayalah yang memecahkannya. Bahkan seperti kasusnya Rafli kemarin, anda tahu siapa yang ada dibalik pengacara Ruhut Sitompul?

Tika :P asti anda kan nona detektif?

Patricia :Bukan…… karena pada masalah ini kasus yang diangkat adalah laki-laki yang sudah menikah, jadi …. Saya tidak begitu tertarik

Tika :Jadi intinya, anda hanya menangani kasus artis-artis muda dan keren donk

Patricia :Ya….. boleh dibilang begitu.

Satu persatu tamu berdatangan mengucapkan selamat pada Yulia, tetapi hanya dyah yang tidak menguccapkan selamat…

GM :Selamat ulang tahun ya sayang…..

(sambil bersalaman)

Tika :Cieh….. mesra banget, jadi ngiri nih ngeliatnya!

(sambil tersenyum-senyum)

GM :Bisa aja kamu

Nungguin siapa Yang, kok acaranya belum dimulai?

Tika :Gimana sih! Ya nunggin sang pangeran donk…!

Yulia :Ya… ya

Nana kamu buka acaranya sekarang aja, kan temen-temen dah pada dateng.

Nana :Oke deh….. (sambil berjalan ke tengah ruangan)

Selamat malem teman-teman makasih ya, dah dateng di pesta temen kita Yulia yang ke 20 tahun. Sambil nunggu temen-temen yang lain, kita saksikan dulu penampilan yang berikut ini.

[Musik + dance, Tiba-tiba …., Pyaaarrrr!!!]

Yulia :Kakek…!!!

(sambil mendekati kakeknya yang tergeletak dilantai)

Para tamu pun melonggok kaget

Patricia :Tunggu…..!!!

Jangan ada yang menyentuh tuan Sastro!

Letnan tolong kumpulkan para tamu diluar dan panggil penyidik untuk mengetahui penyebab kematian Pak Sastro.

Letnan :Baik!

Secepatnya penyidik akan tiba disini.

Pasukan periksa para tamu!!!

[Setibanya penyidik dilokasi kejadian ….]

Penyidik :Letnan, menurut hasil laboratorium Tuan Sastro meninggal karena zat arsen dalam minuman ini. (sambil menunjukkan hasil lab)

Yulia :Arsen… ??

Apa itu?

Penyidik :Zat arsen adalah zat racun berbahaya yang dapat mematikan dalam waktu beberapa menit saja. Dan zat ini biasa digunakan untuk campuran racun tikus

Diah :Bi’Inah ….!!!

Bi’ Inahlah pelakunya…!!

Bi’Inah kan yang biasanya buatin kakek minum!

Bi’Inah :Non, walaupun saya orang miskin, saya nggak pernah ada niat membunuh tuan besar, bagi saya bisa bekerja dirumah ini saja , saya bersyukur sekali.

Sumpah non…. !

Saya nggak membunuh tuan besar. (mengatakan sambil menagis)

Diah :Aa…lah….!!!

Jangan sok cengeng deh,

Heh!! Kamu pikir air matamu itu bisa menghapus bukti-bukti yang bisa memberatkanmu.

Yulia :D iah!!!! (sambil menampar diah)

Tutup mulutmu !!

Kamu jangan sembarangan kalo ngomong!

GM :Sudahlah…. Kalian jangan bertengkar sendiri,

Disini ada detektif patricia dan letnan yang akan mengusut siapa pembunuh pak sastro.

Tiba- tiba wulan datang sambil berlari menuju jenazah kakek.

Wulan :Kakeeeek….!!! (sambil menangis)

GM :Wulan, sudahlah… Tuan Sastro sudah tidak ada.

Sabarlah…. (sambil mendekati wulan)

Wulan :Tidak…!

Kakeeek!

Siapa yang membunuh kakek….?!!

Siapa…??! (sambil mengoyak-ngoyak badan GM)

Letnan :Nona Wulan,

Tenangkan diri anda, kami akan mengusut kasus pembunuhan ini.

Patricia :Bi’Inah, Jam berapa tuan minum obat?

Bi’inah :Setiap pukul 19.30, tuan harus sudah minum obat.

Tapi, tadi pukul 19.00 tuan sudah minum obat.

Patricia :Kapan anda menyiapkan air ini un tuk minum obat?

B1’Inah :Air ini sudah saya siapkan sejak pukul 18.00

Tadi non Yulia tahu kok, saya mengambil air dari botol yang biasa tuan minum.

Yulia :Itu bener nona detektif,

Saya tahu dan saya pun sempet minum air dari botol yang sama.

Patricia :Nona Wulan, dari mana anda barusan?

Wulan :Saya baru datang dari giant.

Patricia :P ukul berapa anda pergi ke giant? Dan untuk apa anda pergi kesana?

Wulan :Saya pergi keGiant untuk mengambil kaca mata Yulia dan membelikan Es krim dan coklat. Saya berangka pukul 18.00

Patricia :( Mengangguk-angguk)

Pengiring….

Setelah semua barang bukti dikumpulkan dan para saksi diminta keterangan akhirnya detektif patricia menemukan siapa pelakunya

Patricia : Berdasarkaj alibi masing-masing orang yang ada disini, aku sudah menemukan siapa pelakunya . Iya………..kamulah pelaku utama yang telahy membunuh Pak Sastro (menunjuk Dyah)

Dyah :Eh….nona Patricia, anda jangan sembarangan menuduh, anda bisa saya tuntut karena merusak nama baik saya.

Anda ini sebenarnya detektif gadungan atau detektif gedongan sich……..???

(sambil menunjuk kearah Patricia).

Patricia :Nona Dyah …..!!! aku tidak menuduh anda, tapi aku menunjuk orang yang berdiri dibelakang anda. Kamu, iya………….kamu wulan

(sambil menunjuk kewulan).

Wulan :Aku……..!!! (dengan ekspresi terkejut)

Nona detektif, anda jangan menuduh sembarangan, jelas-jelas saya tadi sudah bilang kalau saya pergi ke Giant untuk mengambil kacamata yulia dan membelikan eskrim dan coklat.

Partricia :Wulan ……….!!!Kamu jangan melucu seperti itu

(sambil tersenyum sinis).

Memang jarak rumah ini ke Giant membutuhkan waktu ½ jam. Jadi kalau PP kurang lebih 1 jam baru sampai. Sedangkan berbelanja coklat, es krim dan mengambil kacamata membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Dan kalau dijumlahkan waktu yang diperlukan kurang lebih 1 jam 15 menit. Tapi, bagaimana kalau seandainya kamu telah mengambil kacamata itu, membelikan coklat dan kue kering pada waktu siang tadi, apa itu juga termasuk salah satu hitungan ? Yulia, apa es krim yang kamu pesan ada?

Yulia :Kata kak Wulan sich…..!!! hari ini semua eskrim di swalayan itu dipesan sama pemilik showroom mobil untuk pesta ultah anaknya. Jadi tidak ga ada eskrim yang tersisa.

Patricia :Kenapa tidak menyuruh kakakmu untuk membelikan di tempat lain ?

Yulia :Karena aku tidak begitu suka dengan eskrim selain dari toko sakura itu, toko sakura kan terkenal eskrimnya dan kak wulan tahu ini.

Patricia :Wulan, sebenarnya eskrim itu sudah kamu belikan, tapi berhubung eskrim itu mencair kamu lalu panik dan membuat alasan itu. Kamu sebenarnya ingin menaruh eskrim itu di lemari es,tetapi kamu takut yulia akan mengetahui eskrim itu, lalu akan mengetahui semua rencanamu. Dan satu hal lagi, usahamu untuk menyalakan AC mobil tidak bisa membantu mendinginkan sebungkus eskrim. Alibimu tentang membeli eskrim dan kue kering dan mengambil kacamata hanya alasan yang justru akan memberatkanmu pada masalah yang kau ciptakan sendiri. Kamu ridak bisa menyangkal kamulah pembunuh Tuan Sastro. Air yang diminum Pak Sastro telah kau beri racun, saat semua orang telah mengira kamu pergi ke Giant.

Letnan :Jadi bungkus racun arsen ini ada pada si pelaku.

Patricia : Iya

Letnan : Petugas cepat periksa Wulan….!!!

Petugas :Tidak ada Bu (setelah memeriksa Wulan)

Patricia :Coba buka sepatumu

(Melihat kedalam sepatu Wulan dan mengambil bungkusan yang ada di dalamnya)

Letnan :Jelas sudah. Penyidik. Periksa bungkusan ini ….!!!

Penyidik :Benar Bu, ini adalah bubuk arsen

Wulan :Ha..ha..ha.. (sambil tertawa getir)

Bisa juga rencanaku diketahui olehmu nona detektif. Memang akulah yang membunuh kakek. Ini aku lakukan karena aku tidak sengaja menemukan diary ayah di laci kakek. Disitu tertulis bahwa kakek telah mengambil hak keluarga kami. Bi’ Inah yang sudah bekerja selama bertahun-tahun disini, sebenarnya adikku yang tidak diinginkan keberadaannya, karena dia cacat. Ibuku telah disumpah oleh kakek, kalau rahasia ini terbongkar maka tak sepeserpun warisan kakek akan jatuh ke tangan kami.

Patricia :Wulan, tindakanmu terlalu gegabah. Sebenarnya kakekmu sebelumnya telah membuat surat wasiat, yang mana surat itu, isinya adalah semua harta keluarg Sastro dan aset-asetnya diberikan kepada Bi’ Inah sebagai pewaris tunggal. Sedangkan yang lainnya hanya mendapatkan sebuah rumah dan mobil.

Bi’ Inah :Non, walaupun semua orang mengira kakek jahat, sebenarnya beliau adalah orang yang baik, beliau tidak pernah membentak ataupun memarahiku. Beliau selalu bercerita, kenapa keluarga ini tidak pernah rukun. Beliau sangat mengharapkan sebuah keluarga yang harmunis.

Wulan :Kakek………..kakek………..!!! (sambil memeluk kakek)

Maafkan aku kek, maafkan aku ……………..

(dengan tangis isak penyesalan)

Letnan :P etugas!!! borgol dia!!!

Petugas :Baik Bu

Penyesalan memang selalu datang di akhir, isaak tangis, jerit hati dan rasa iba pun tak mampu kembalikan apa yang telah terjadi. Wulan hanya bisa menangis. Ia menyesal telah melakukan kejahatan itu. Namun apalah yang bisa ia lakukan,, ia hanya bisa menangis dan meratapi segala perbuatannya itu di dalam penjara.

Naskah Drama Islam (hubaib Annajar)

Narator:
Adalah sebuah negeri nun jauh bernama negeri Antokiyah di bawah seorang penguasa penyembah berhala. Raja dan kaumnya hidup dalam kekafiran sampai akhirnya datanglah dua orang penyeru yang ikhlas sebagai utusan dari Al Masih Isa Alaihissalam. Keadatangan mereka ke negeri itu untuk memberitakan sebuah kebenaran yaitu agama Tauhid yang murni dari Allah.

STAGE 1
(Dua orang masuk panggung, dengan pakaian seorang da’i, berjubah lengkap bertasbih, beberapa lama berjalan mengitari panggung, dan kemudian berhenti di tengah tengah panggung)
Rosul 1 : Alhamdulillah kawan kelihatannya negeri yang kita tuju telah dekat di depan mata kita
Rosul 2 : Indahnya negeri ini, kenikmatan Allah tercurah sempurna seandainya mereka mau mensyukurinya dengan keimanan serta mereka mau mengikuti agama nabi kita.
Rosul 1 : Itulah kawan kita jauh jauh datang kemari. Itu tugas kita kawan. Dengan kebenaran yang kita bawa semoga mereka semua terselamatkan.

(Seorang laki-laki masuk ke panggung, dengan bertongkat, berpakaian penduduk biasa dari arah berlawan. Cara berjalan menunjukkan rapuh, renta dan putus asa. Dia adalah hubaib an najar)

Rosul 1 dan 2 : (bersama sama dengan bahasa arab fasih) Assalamu alaikum!!!
Hubaib : Siapa kalian? Aku tidak mengenali kalian berdua sebagai penduduk negeri ini. Darimana kalian datang?
Rosul 2 : Kami adalah utusan Isa Al Masih Alaihissalam. Kami diutus kemari untuk mengajak kaummu kepada tauhid.
Rosul 1 : Maukah anda kami tunjukkan jalan keselamatan?
Hubaib : Saya tidak sedikitpun paham dengan kalian. Apa? Tauhid? Keselamatan?
Rosul 2 : Tauhid adalah mengesakan Allah. Tidak ada sesembahan apapun kecuali kita tunduk dan berpasrah kepada dzat yang menguasai kita. Dialah Allah Robbul “Aalamiin
Rosul 1 : Keselamatan adalah keselamaan yang abadi, sekarang dan selamanya. Selamat dari murka Allah yang digenggamnanNya Dia menentukan apa saja.
Hubaib : Yakinkan aku bahwa itu benar. Bukti apa yang bisa menguatkan bahwa kalian tidak sedang berbicara indah. Nyatakan kebenaran itu, bahwa kalian adalah murid murid Isa Almasih, bahwa Tuhan yang kau katakan itu ada.
Rosul2: Apakah itu perlu? Tidak cukupkah hatimu yang bicara?
Hubaib: Agar kaumku tahu bahwa kebenaran telah menyapa kita.
Rosul 1: Nabi kami menyembuhkan orang sakit lepra, menyembuhkan baros, beliau menyembuhkan orang buta, bahkan beliau menghidupkan orang mati. Itu semua karena kehendak Allah. Dengan izin Allah kami bisa memintakan hal yang sama.
Hubaib: Aku buta, minta tuhanmu sembuhkan aku!
Rosul 1: Kalau itu membuat kebaikan untuk anda baiklah kami akan berdo’a.
(Keduanya bersimpuh dan berdo’a lalu mengusap mata hubaib)
Hubaib: (Perlahan bisa merasakan penglihatannya) Aku melihat, bagaimana ini terjadi, mu’jizat! Mu’jizat! Aku Melihat!! (berteriak keras sehingga para penduduk berkerumun)
Hubaib : (disaksikan orang orang hubaib merangkul kedua utusan itu dan kemudian berbicara pada kerumunan) Wahai kaumku mereka berdua adalah utusan Isa Almasih yang telah meenyembuhkan mataku. Mereka mengajak kita untuk meninggalkan berhala berhala kita dan hanya menyembah pada Allah Tuhan yang telah menjawab permintaan hambanya.
Penduduk : Itu hanya kebetulan. Jangan hanya percaya pada tipudaya. Kalau mereka benar mereka bisa menyembuhkan lumpuh ayahku.
Rosul 2 : Datangkan ayahmu kemari
Penduduk: Baik buktikan saja (seorang tua di papah naik pangung dan kemudian diletakkan di depan kemudian kaki kakinya diusap dengan membaca bismillah dan dilatih berdiri dan akhirnya berdiri keheranan)
Laki laki lumpuh: terimaksih tuan tuan, bertahun tahun kaki kakiku lumpuh memaksa aku menjadi seperti tawanan. Berkat Tuhan tuan aku sembuh, saksikan tuan bahwa aku ikut dengan agama tuan apa yang mesti aku lakukan?
Rosul 2 : Jangan sekutukan Allah dan berbuat baiklah kepada semua manusia. Jadilah para penolong Allah. Baktikan dirimu dijalan kemaslahatan.
Rosul 1 : Negeri akherat adalah tujuan kita, yaitu kehidupan setelah kita dunia ini. Setelah kematian kita di dunia ini justru itu adalah awal kita memasuki pada alam keabadian yang sebenarnya. Itulah keadaan yang sebenarnya yang mencerminkan siapa kita…..
(ditengah tengah manusia yang sudah tunduk mendengar nasehat dari dua utusan tiba tiba tentara kerajaan datang dan menghardik orang-orang)
Tentara : Ada apa ini? Kalian pasti sedang melakukan makar terhadap raja. Tangkap dua orang asing itu! Jangan coba coba melakukan hal diluar titah raja, ngerti kalian semua!!!!
(beberapa tentara membawa dua orang utusan dan keluar dari panggung, begitu juga para penduduk satu persatu turun dari panggung)

Stage 2
(Rosul 3 atau Syam’un memasuki panggung melakukan monolog. Kostum yang dipakai adalah kostum seorang pengelana, yaitu pakain hitam berikat kepala dan membawa bekal ditangannya.)

Rosul 3 : Pertempuran belum dimulai dua temanku telah tertangkap. Mereka orang ikhlas tapi terlalu dini untuk menunjukkan jati diri. Kenapa mereka terburu buru padahal mereka tahu bahwa al ajalah minas syaaithon terburu buru itu kerjaan syetan. Saya akanmenyusul kalian tapi dengan caraku sendiri ( berjalan menuruni panggung)
Stage 3
(Situasi di istana kerajaan raja duduk di kursi singgasananya sementara para abdi berada di kiri kanan raja duduk di bawah lantai)
Raja : Bagaimana keadaan di luar apakah ada masalah penting yang mengganggu jalannya pemerintahan kita?
Abdi 1 : Kemarin ada dua orang asing yang mencoba menghasut rakyat kita untuk tidak lagi menyembah tuhan tuhan kita yang mulia, Tuan.
Raja : Lantas?
Abdi 2 : Anak buahku telah kuperintahkan saat itu juga untuk menangkap mereka dan menjebloskan ke penjara kerajaan.
Raja : Bagus. Kalian memang pembantu pembantu setiaku. Sudah sepantasnya para pengacau dihukum seberat beratnya.
(Seorang abdi yang lain masuk melapor)
Raja : Ada apa?
Abdi 3 : Ada tamu dari kerajaan lain yang ingin bertemu tuan.
Raja : Persilahkan menghadap!
Abdi 3 : Baik tuan.
( Rosul 3 dan abdi masuk dan duduk di depan raja)
Raja : Perkenalkan dirimu! Darimana dan ada perlu apa kau ke sini?
Syam’un: Ampun tuan, nama hamba sam’un. Hamba adalah hanya seorang pengelana dari negeri jauh. Kaki hamba yang membawa ke sini. Hamba mendengar di negeri ini ada raja yang sangat kuat dan disegani rakyatnya karena ketegasannya. Untuk itu hamba ingin mengabdi pada tuan untuk belajar banyak hal pada Tuan.
Raja : Tidak aneh setiap orang ingin dekat dan menempel pada kekuasaanku. Kenapa aku harus menerimamu. Aku tidak melihat kau berarti untukku.
Syam’un : Ampun Tuan. Di negeri hamba, hamba adalah penasehat kerajaan. Tapi kemudian hamba tidak dibutuhkan lagi karena Raja kami telah berubah haluan. Raja kami telah terhasut oleh para pengikut Isa sehingga nasehat saya tidak dianggap lagi. Bahkan nyawa hamba terancam sehingga hamba menurutkan langkah mencari selamat. Akhirnya beruntung saya bisa ada di sini di depan tuan.
Abdi 1 : Kebetulan tuan, dua orang pengacau kemarin juga mengaku sebagai utusan Isa. Kalau begitu kita butuh orang ini untuk menangkal pengaruh mereka di negeri kita. Karena saya melihat mereka sempat menanamkan pengaruh di hati rakyat kita. Saya takut ini menjadi kekuatan besar.
Abdi 2 : Saya melihat mereka sempat menanamkan pengaruh di hati rakyat kita. Saya takut ini menjadi kekuatan besar yang tak terbendung apabila kita terlambat menanganinya.
Raja : Baik, tidak ada salahnya aku menerimamu. Karena kita punya musuh yang sama. Apa yang mesti kita lakukan?
Syam’un: Segera seret mereka ke Alun Alun untuk kita sidang. Kita patahkan keyakinan mereka di depan Rakyat. Aku akan ada di belakang Tuan. Kita suruh mereka buktikan ucapan mereka dan kita siksa mereka biar rakyat belajar untuk tidak berani pada Tuan.
Raja : Saya setuju. Segera besok akan saya gelar sidang besar besaran di tengah rakyat. Bantu aku untuk melemahkan ideologinya. Sebaiknya kita siapkan segala hal untuk besok. Kamu ! kamu! Kamu! Bergegaslah untuk menyiapkan persidangan.
Syam’un: Saya mohon diperkenankan untuk bertemu mata pada dua tahanan itu tuan. Kalau diijinkan saya ingin mengorek keterangan sebagai bekal sidang besok.
Raja : Silahkan, pengawal akan mengantarmu kesana. Sementara saya akan beristirahat dulu.
(Raja diikuti semua yang ada keluar menuruni panggung)

Stage 4

(Dua orang sedang bermunajat lirih di dalam penjara. Kedua tangan mereka terikat sesekali berdo’a sesekali sujud sebisanya, dan datanglah syam’un dengan pengawal)

Syam’un: Pengawal tolong tinggalkan aku bersama mereka
Pengawal: Baik tuan!
Syma’un : (mendekati ke dua tawanan) Saudaraku!
Rosul 1 : Kau rupanya syam’un?
Syam’un : Bersabarlah saudaraku, besok kalian akan disidangkan? Ada dua kemungkinan kalian akan bebas dan memenangkan perjuangan kalian, atau kalian akan tetap sebagai tawanan dan entah sampai kapan. Tetaplah kuat dalam keyakinan kalian.
Rosul 2 : Kau bagaimana?
Syma’un: Berpura puralah tak mengenalku, karena aku ada di belakang raja. Aku akan membantu kalian dari tempat yang berbeda. Bagaimana kalian di sini?
Rosul1 : Usahakan air untuk kami, agar kami bisa sedikit minum dan bersuci.
Syaam’un: Tenanglah!sebentar! ( memanggil pengawal) Pengawal …!
Pengawal: Ya tuan apa yang bisa kami kerjakan?
Syam’un: Bawa mereka ke sumur! Guyur mereka biar otak mereka sadar! Kalau masih keras kepala sekap lagi mereka di sini!
Pengawal: Baaik Tuan!
( pengaawal membawa dua utusan keluar panggung, dan syam’un juga ikut keluar panggung)

Stage 5

(Raja, syam’un, sera para pengawal memasuki persidangan /panggung.

Raja : Apa kamu yakin kita bias membungkam mulut mereka dengan kepandaianmu berbicara.
Syam’un: Apalah artinya saya tuan, dibanding kepiawaian tuan. Dengan kekuasaan tuan itu perkara kecil. Saya yakin mereka akan jera bermain main dengan tuan.
Raja : Baik kita sidang mereka sekarang saja. Prajurit! Bawa dua tawanan itu kemari.
(Dua prajurit membawa tawanan naik panggung di bawa ke depan Raja dan pengikutnya)
Raja : Hai kalian orang orang bodoh, Katakan apa maumu?
Rosul 2 : Maaf tuan, kami tidak punya kemauan apa apa secara pribadi, kami hanya penyampai pesan dari nabi kami untuk menyadarkan kalian dan manusia yang lain.
Rosul 1 : Nabiyulloh Isa Al masih menyuruh tuan untuk berhenti menyembah berhala dan kembali kepada Allah.
Syam’un: Kalian mengaku para pengikut Isa. Apa buktinya?
Rosul 2 : bukti apa yang tuan tuan minta.
Raja : Bukti bahwa kalian adalah murid Isa yang mengaku nabi itu, dan buktikan bahwa kenabiannya itu bukan omong kosong, atau kalian mati saja dari pada saya melihat orang orang tolol seperti kalian!
Rosul 1 : Mintalah pada Allah, Dia adalah dzat yang tidak ada kemustahilan untuk mendatangkan perkara apa saja.
Raja : Siapa yang menciptakan Mati?
Rosul 1 : Allah
Raja : Bodoh! Aku yang menciptakan mati karena kau saat ini bisa mati kalau aku mau!!!
Rosul2 : Kalau begitu bisakah tuan menghidupkan kami kalau nanti tuan telah membunuh kami. Karena tuhan kami adalah dzat yang mematikan sekaligus dzat yang menghidupkan.
Raja : Baik aku mengaku tak mampu untuk hal itu, tapi…apakah bisa tuhanmu menghidupkan bangkai yang sudah mati. Apakah itu juga mungkin. Pikir! Itu mustahil…, sudah sudah jangan buang buang waktu lagi, kalian minta maaf pada saya, lalu saya maafkan kalian, lalu kalian pergi, saya jamin keselamatan kalian.
Rosul 1 : Kalau Allah menghendaki tak ada yang tak mungkin tuan.
Raja : Hey…. Rupanya kalian masih ngotot kalau bangkai bisa hidup kembali. Kalau begitu buktikan! (menyuruh kepada pengawaalnya) Bawa jasad orang mati ke sini biar mereka buktikan bualan mereka. Kita nanti akan tahu betapa bodohnya mereka.
(Pengawal membawa sosok mayat ke tengah tengah sidang, sekeika semua yang hadir menutup hidung karena mayat itu sudah berbau)

Pengawal: Ini sosok mayat yang tuan inginkan, mayat ini telah meninggal tujuh hari yang lalu.
Raja : Silahkan orang orang bodoh, mintalah pada tuhan kalian untuk menghidupkan jasad ini!
Rosul2 : Dengan izin Allah kami akan berusaha.( dua utusan melakukan ritual do’a)
Raja : Heii semuanya lihatlah dua orang bodoh ini mau mengeluarkan kekuatannya ha ha… lucunya mereka… ha ha … (mengomentari apa apa yang dilakukan dua orang itu, seluruh orang yang hadir tertawa kecuali syam’un yang diam diam mencemaskan dua temannya.)
Orang2 : hei …mana bisa mayat sudah mai hidup kembali sadar sadar…
(tiba tiba mayat itu sedikit demi sedikit bergerak dan seketika menghentikan tertawa orang orang yang hadir sehingga raja mulai panik)

Raja : Syam’un.. bagaimana ini mayat itu mulai bergerak. Ternyata mereka punya kekuatan yang tidak sembarangan.
Syam’un: Tenang tuan.. sebaiknya kita minta pada tuhan kita, berhala yang ada di kuil itu, tentu mereka akan menolong kita menghadapi kekuatan mereka.
Raja : Syam’un… (marah tapi dengan nada yang ditahan) sebagaimana saya kamupun tahu bahwa berhala berhala itu adalah batu belaka yang kita ukir, kita pahat, dan kita minyaki setiap hari. Mana bisa batu memberi pertolongan?
(tiba tiba si mayat duduk dan berbicara)
Mayat : Wahai manusia semuanya ketahuilah selama tujuh hari saya telah merasakan pengalaman yang mengenaskan. Saya telah mati. Saya orang kafir seperti kalian, penyembah berhala yang bisu. Aku disiksa, remuk badanku ditimpa, malaikat berwajah bengis tak punya rasa, berkali kali menyuguhkan sengsara. Panas aku dilecut, tak ada yang kuraih selain rasa takut. Lalu ..ada tiga orang menolongku…..
Raja : Tiga orang? Aneh … siapa mereka?
Mayat : (tanpa berkata menunjuk pada dua orang utusan)
Raja : Tiga orang, siapa satu orang lagi?
Mayat : (tanpa berkata kata menunjuk syam’un, lalu tergeletak kembali seperti semula)
Raja : Syam’un ternyata kau bagian dari skenario ini. Kalau begitu tidak ada yang pantas kalian terima kecuali hukuman yang seberat-beratnya.
Syam’un: Wahai raja, masihkah tuan menutup hati untuk semua yang telah terbukti. Kami hanya utusan, tugas kami adalah menyampaikan.
Raja : pengawal!!! Bawa tiga orang ini siksa mereka, ikat di tempat terbuka, biar semua melihat betapa sengsaranya orang yang mencoba mengakali raja.
Pengawal: baik tuan (membawa tiga orang utusan dan keluar panggung, kemudian diikuti raja dan yang lain)
Stage 6
(di ladang yang gagal panen seorang petani berdiri kacau)
petani 1: Walaah payah! Sawah kering, sungai kering, kolam kering, tanaman mati semua. Wahai tuhan tuhan terhormat, kenapa kau payah, kau kere bagaimana kami bisa makmur kalau tuhan tuhan terhormat kere. Hah??>???
Petani2: (datang menyusul ) Ada apa kawan? Kau kelihatan stress kacaaaau.
Petani1: Lihat yang di depan kita ini, apa yang bisa kita harapkan dari sawah kering seperti ini. Yang punya hujan itu pelit minta ampun, kita dibiarkan kekeringan.
Petani2: Kamu tahu segalanya terjadi seperti ini sejak kedatangan tiga orang itu. Mereka mengusik tuhan tuhan kita sehingga mereka marah. Dan akhirnya inilah akibatnya.
Petani1: Kalau begitu kita habisi saja mereka biar tuhan tuhan kita senang dan bencana ini segera hilang.
Petani 2: Saya setuju kawan, segera kita kumpulkan orang orang , kita habisi orang orang yang ngak jelas itu.
(Keduanya turun panggung)

Stage7
(tiga utusan dengan payah tangan masih terikat masuk panggung jatuh tersungkur disusul orang orang yang menyiksa dengan cambuk, dengan kayu, dengan guyuran air, dengan lemparan batu dan dengan sumpah serapah. Datanglah hubaib yang menghentikan penyiksaan itu)

Hubaib : Hentikan kebiaadaban ini. Kalian manusiakah atau binatang?
Penduduk1: Diam kamu hubaib, Mereka pantas menerimanya karena telah membikin kita semua sengsara. Kedatangan mereka ke negeri kita hanya membuat tuhan tuhan kita marah dan kemudian menghentikan hujan untuk kita, benar kawan kawan?
Orang2 : benar…..
Hubaib : Bodohnya kalian. Mengapa kalian tidak berpikir sebaliknya, Kalianlah yang telah tega berbuat aniaya. Mencuri milik tetangga , membunuh sesama, berjudi dan foya foya, dan kalian menyembah batu yang tak bisa mendengar dan berbicara.
Penduduk2: Hubaib kau ada di pihak mana? Mengapa kau bela mereka?
Hubaib : Aku tidak membela mereka. Tapi aku melihat kebenaran ada pada mereka. Ikutilah mereka, mereka adalah utusan yang tidak meminta upah. Mereka hanya mau kita terselamatkan.
Penduduk3: kalau begitu ikutlah bersama mereka (menampar hubaib dengan keras)
Hubaib : Apa salah saya kalau aku harus ikut beserta mereka. Apakah aku yang mengerti ini harus ikut kalian yang bodoh dan tuli?
Penduduk1: Sadar hubaib kau telah terbujuk mereka dan berani menghina kami.
Hubaib : Wahai para utusan saksikanlah dan dengarkanlah bahwa aku beriman kepada Tuhan kalian.
Peduduk: Bunuh hubaib, bunuh hubaib, bunuh bunuh ( orang orang mengelilingi tiga utusan dan hubaib kemudian membuka kembali dan telah tergeletak empat orang itu dalam, diam tenang dan damai. Sementara orang orang kemudian merasakan sakit ditelinga karena ada suara lengkingan yang amat dahsyat sebagai azab dari Allah. Semua tergeletak mati dan Wassalam.

Ikhlas Bersedekah (Naskah Drama Ringan Untuk Anak-Anak)

Waktu menghadiri acara halal bi halal di Göttingen, saya tertarik sekali dengan acara hiburan yang salah satunya adalah drama dari anak-anak. Langsung terpikir di benak saya untuk membuat juga acara yang sama untuk halal bi halal di Frankfurt yang kebetulan akan diadakan seminggu kemudian. Sesampainya di rumah, saya langsung mengubek-ubek buku-buku cerita Jehan. Cari-cari bahan yang kira-kira bagus untuk dijadikan drama untuk anak-anak. Tadinya terpikir untuk meminta naskah drama dari kawan yang di Göttingen itu. Tapi kurang srek karena ceritanya (berjudul Donröschen) menurutku 'kurang islami'. Akhirnya setelah cari-cari, ketemu buku Sahabat Nabiku berjudul Uang untuk Allah, penulis Ali Muakhir & Adha Sughandi, penerbit DAR! Mizan Anak. Kisahnya dibuat singkat serta percakapannyapun singkat-singkat. Langsung aja saya ketik ulang. Setelah selesai, langsung saya propose ke suami. Suami setuju, tapi rupanya menurut suami cerita dari buku kecil itu masih belum komplit---berdasarkan buku ceritanya hanya sampai adegan ketika Ali bin Abi Thalib bertemu dengan Musafir yang meminta-minta, lantas Ali bin Abi Thalib langsung memberikan semua uangnya. Padahal menurut suami saya yang diberikan kepada musafir itu hanya 1/3-nya dan selebihnya diberikan kepada anak yatim dan seorang tawanan. Kisah ini diangkat oleh Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Insaan: 8 - 9. Setelah berhasil mengumpulkan beberapa anak dan latihan sekali di KJRI dan sebelum tampil akhirnya alhamdulillah berhasil juga acara ini berlangsung.
***

IKHLAS BERSEDEKAH

(Naskah Drama Ringan untuk Anak-anak)



Pada suatu hari

Ketika Ali bin Abi Thalib

Baru keluar dari mesjid

Beliau dihadang seseorang



Fulan : “Apa tuan bernama Ali bin Abi Thalib?”

Ali : “Iya, ada apa?”

Fulan : “Maaf, ini uang milik ayah Tuan”

Ali : “Milik ayah saya?”

Fulan : “Iya, dulu ayah tuan pernah bekerja untuk saya. Ini bayarannya”

Ali :”Alhamdulillah, terima kasih banyak”
Kemudian Ali bin Abi Thalib

Dengan gembira

Segera kembali ke rumahnya

Menemui istrinya, Fatimah

Ali : “Assalamu ‘alaikum”

Fatimah: “Wa’alaikumussalam”

Fatimah: “Tuan membawa apa?”

Ali : “Membawa uang dari ayah sebanyak 3 Euro”

Ali bin Abi Thalib segera bercerita

Beliau menceritakan kepada Fatimah

Tentang pertemuannya dengan seseorang
Yang memberinya uang

Fatimah : “Alhamdulillah…kalau begitu, kita bisa membeli makanan”

Saat itu, di rumah Ali bin Abi Thalib

Memang tidak ada makanan sedikit pun.

Dengan gembira

Ali pun pergi ke pasar

Ali : “Saya akan beli roti buaya”

Setibanya di pasar

Seorang fakir-miskin

Sedang meminta-minta

mengharapkan kemurahan hati

Orang-orang yang datang ke pasar

Si miskin : “Tuan-tuan yang beriman!

Adakah yang ingin memberikan uangnya untuk Allah?”

“Saya musafir yang kehabisan bekal”

Tanpa berkata apa-apa

Ali langsung memberikan uangnya 1 Euro

kepada si pengemis.

Lalu, pergilah beliau membeli dua potong roti.

Sepotong 1 Euro.

Kemudian pulang ke rumah.

Ali : “Assalamu ‘alaikum”

Fatimah: “Wa’alaikum-salam”

Fatimah: “Tuan membawa apa?”

Ali : “Membawa 2 potong roti”

Ali bin Abi Thalib segera bercerita

Beliau menceritakan kepada Fatimah

Tentang seorang pengemis yang diberinya uang 1 Euro.

Fatimah : “Alhamdulillah… masih ada untuk kita beli makanan”

Baru saja roti itu dihidangkan di atas meja

Tiba-tiba datang seorang anak yatim mengetuk pintu.

Anak Yatim : “Tuan, bagilah saya sesuatu”

Ali : “Berikanlah dia sepotong”

Fatimah : “Alhamdulillah… masih ada sepotong lagi untuk kita”

Beberapa menit kemudian

Muncul seorang laki-laki

Yang mengaku sebagai tawanan perang

Si Tawanan : “Tuan, saya sudah tiga hari tidak makan”

Ali : “Berikanlah dia yang sepotong itu”

Fatimah : “Alhamdulillah… kita masih bisa bersedekah.”

“Masih banyak orang yang lebih susah dari kita”

ENDE



PARA PEMAIN PERAN :

Fulan : Ifan, Ali : Naufal, Fatima: Jehan , Penjual : Salam, Miskin: Tio, Yatim : Laura Tawanan: Fadhillah

KETERANGAN:

Kisah di atas diilhami oleh sebuah riwayat yang menerangkan sebab turunnya ayat 8 dan 9 surah al-Insan:

Artinya: "Mereka memberikan makanan dengan senang hati kepada orang miskin, anak yatim dan orang tawanan. [Seraya berkata:] Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian semata-mata karena mengharapkan keridhoan Allah. Kami tidak menghendaki balasan apapun dari kalian dan tidak pula mengharapkan terima kasih".

Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat berbuat demikian.

Amiin.

Kamis, 07 Mei 2009

Naskah Drama: “KARMA”


STAF PRODUKSI

PIMPINAN PRODUKSI : Drs. Heru Subrata, M.Si

SUTRADARA : Agus Hariyanto

ASTRADA : Vidha Ayu Retno Andini

PENCATAT SKRIP : Ida Purwati PENATA :

a. PenataPanggung : Elli Widiastuti Anis Mawarti

b. Penata Busana : Syafi’ah

Ariska Eti Puj i Rahayu

c. Penata rias : Rita

Hefiu Muta’ ahiroh Siti Muni’atun

PELAKU :

Agus Hariyanto

Vidha Ayu Retno Andhini

Siti Muni’atun

Ida Purwati

Elli Widiastuti

Ariska Eti Puji rahayu

Syafi’ ah

Rita

Anis Mawarti

Hefni Muta’ahhiroh

PROPERTI

a. 1 tikar / kloso

b. 4 kursi

c. 1 Meja

d. dan pakaian para pemain


KONSEP PEMENTASAN

Drama ini diilhami dari cerita ” Legenda Batu Menangis ” yang bersal dari Sulawesi Utara, karena kami menganggap bahwa dalam cerita tersebut banyak terdapat nilai – nilai kemanusiaan yang dapat kita tanamkan untuk anak tingkat sekolah dasar, misalnya sikap untuk tidak durhaka terhadap orang tua, sikap untuk tidak berbohong, dan menunjukkan bahwa kasih sayang orang tua tidak akan pernah lekang sampai kapanpun.

Dalam drama ini kami telah melakukan banyak perubahan – perubahan tokoh dari cerita yang sebenarnya dan kami telah memodifikasi cerita ini hingga hampir mirip dengan kisah – kisah kehidupan nyata seperti sekarang ini.


SINOPSIS CERITA

Ada sebuah keluarga sederhana yang tinggal di suatu desa . keluarga tersebut terdiri dari seorang Ibu dan dua orang anaknya yaitu Joko dan Anik . Meskipun hidup dalam keluarga yang sangat sederhana, Joko tingkah laku Joko setiap harinya seperti orang kaya . Tak jarang terjadi pertengkaran dirumah tersebut hanya gara – gara lauk pada saat makan. Namun Ibu Joko dan Anik (kakak Joko) selalu bersabar menghadapi tingkah laku Joko, hal itu dikarenakan Joko merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga tersebut, apalagi setiap kali beradu mulut Joko selalu mengancam akan pergi dari rumah apabila keinginannya tidak dituruti oleh Ibunya .

Joko mempunyai seorang pacar anak orang kaya yaitu anak juragan sapi dari desa sebelah. Hal tersebut diceritakan Joko terhadap Ibunya . Betapa terkejutnya sang Ibu pada saat Ibunya mendengar dari Joko bahwa dia telah berbohong dengan mengatakan bahwa dia adalah anak orang kaya untuk mendapatkan gadis tersebut . Dan yang lebih menyakitkan lagi Joko menyuruh sang Ibu untuk memanggil Joko tuan pada saat Joko bersama dengan sang kekasih, namun sang Ibu masih dapat bersabar .

Suatu hari pacar Joko meminta Joko untuk melamarnya dan Jokopun menyanggupinya dengan segala syarat yang diajukan oleh sang pacar yaitu Joko harus menyerahkan uang sebesar Rp.20.000.000,- kepada calon mertuanya . kejadian ini membuat Joko bingung dan kembali Joko mendesak Tbunya untuk menyediakan uang tersebut dalam waktu dua hari. Dan Joko tidak mau tahu bagaimana caranya sampai-sampai Joko menyuruh Ibunya Untuk menjual tanah warisan dari bapaknya . dan lagi-lagi sang Ibu tidak kuasa untuk menolak karena Joko mengancam akan pergi dari rumah apabila keinginannya tidak segera di penuhi .

Dan sesuai dengan waktu yang telah disepakati, Jokopun melamar pacarnya dengan memenuhi syarat yang telah diajukan. Pada saat melamar Joko membawa sang Ibu yang telah disuruh untuk mengaku sebagai pembantunya . dan pada saat pelamaran tersebut sang calon mertua Joko bertanya kepada Joko tentang orang tua Joko dan Joko menjawab bahwa orang tua laki-lakinya telah meninggal dunia pada saat Joko masih kecil. Calon mertuanya bertanya kembali tentang Ibu Joko, Joko pun kebingungan untuk menjawab, dan setelah ditanya beberapa kali oleh calon mertuamya maka Jokopun menjawab bawwa Ibunya telah meninggal dunia . seketika itupun Ibu Joko tidak dapat menahan kesabaran lagi dan secara tidak sengaja mengutuk Joko menjadi patung .

KARMA

Ada sebuah keluarga yang terdiri dari seorag Ibu dan dua orang anaknya yang bernama Anik dan Joko. Mereka hidup dalam keadaan yang sangat sederhana .

Mbok : (sambil membawa nasi) ” Anik, lauknya bawa kesini, itu tadi yang Mbok letakkan didekat kompor .”

Anik : (sambil membawa lauk) ” Iya Mbok ” .

Mbok : (sambil menata makanan) ” Ayo ditata dulu makanannya setelah itu panggil adikmu Joko, kita sarapan bersama. “

Anik : ” Joko masih mandi, Mbok “

Sesaat kemudian Jokopun datang dan duduk diantara Mbok dan Anik

Joko : ” Sarapannya apa, Mbok ? “

Mbok : ” ya seperti biasanya toh Jok, tahu sama tempe . “

Joko : (dengan suara keras) ” Apa tahu clan tempe lagi kata Mbok ? Aku kan bosan mbok, tiap hari makan tempe dan tahu . Pokoknya aku nggak mau. “

Anik : ” Sudahlah Jok diakan saja . Yang kita punya kan cuma ini . “

Joko : ” Mungkin Mbak bisa makan seperti ini setiap hari, tapi aku nggak bisa Mbak. “

Mbok : ” Kamu ini mbokya ngerti toh , Mbok ini kerjanya apa ? Mbokkan Cuma buruh tani . Kamu juga tahu sendiri kalau beberapa hari ini sawahnya kebanjiran. “

Joko : ” Mbokkan bisa cari kerja yang lain, nyuci baju orang kek, jadi buruh pabrik kek, atau yang lainnya . “

Mbok : ” Kamu iti gimana toh Jok, memang cari kerja itu gampang.”

Joko : ” Ya sudah Aku makan tapi Aku nggak mau kalau besok lauknya tahu dan tempe lagi “

Akhirnya merekapun sarapan bersama. dan tiga puluh menit kemudian …….

Mbok : ” Anik, tolong piring-piringnya bawa kedalam . “

Anik : ” Baik Mbok “

Mbok : ” Jok, Mbok perhatikan pagi-pagi seperti ini kamu sudah rapi , mau kemana ? “

Joko : ” Itu Mbok pacarku mau kesini, Mbok ! “

Mbok : ” jadi kamu punya pacar toh . Anak siapa ? “

Joko : ” Itu lho, anaknya juragan sapi dari kampung sebelah. “

Mbok : (sambil terkejut) Apa ….. ? Kamu pacaran sama anaknya juragan sapi itu. Memang dia mau pacaran sama kamu yang anaknya buruh tani ?

Joko : (bingung) ya aku tidak ngomong kalau aku ini anaknya buruh tani . Aku bilang aku adalah anaknya orang kaya. “

Mbok : (sambil mengelus dada) Astaghfirullah Joko. kenapa kamu berbohong seperti itu ? “

Joko : (dengan nada agak kerat) “Mbok, aku lakukan ini demi kita Mbok. Memangnya, Mbok nggak senang kalau Mbok punya memantu orang kaya?”

Mbok : “Ya, Mbok senang punya menantu orang kaya tapi jangan begitu caranya. Nati kalau pacarmu tahu kalau kamu orang miskin bagaimana terus bagaiaman?”

Joko : “Ya, aku ngggak tahu”

Mbok : “ Kamu itu bagaimana toh Jok?”

Joko : “Oh ya nanti pacarku mau datang ke sini, dan aku mau Mbok jangan memanggil aku “anak” tapi Mbok harus memanggil aku “tuan” dan Mbok harus mengaku sebagai pembantuku.”

Mbok : (terkejut) “Masya Allah Joko, kamu kok tega sama Mbok, Mbokkan orang tua kamu, masak kau menyuruh Mbok memanggil kamu tuan.”

Joko : (Sambil berdiri) “aku nggak mau tahu pokoknya Mbok harus seperti itu, kalau Mbok nggak lebih baik aku pergi dari sini. Aku sudah bosan hidup sebagai orang miskin, rumah yang sempit dan nggak punya apa-apa”

Mbok : (sambil memegang tangan Joko) ” Ya sudah , ya sudah nnti kalau pacar kamu datang Mbok akan berpura – pura menjadi pembantu kamu, tapi kamu j angan pergi kamu kan anak laki-laki Mbok satu-satunya . Ya sudah Mbok tinggal ke dapur dulu . “

Joko modar-mandir menanti kedatangan sang pacar dan sesaat kemudian pacar Jokopun datang .

Ariska : (dengan nada manja) ” Sayang, tahu nggak aku sudah nunggu lama disana . Untung tadi aku ketemu sama Joni teman kamu. Katanya kamu suruh aku kesini . Ini rumah siapa sich sayang ?”

Joko : ” Oh ……….. ini rumah pembantuku, aku kesini menjenguk anaknya yang sedang sakit. “

Tiba-tiba ibunya Joko keluar

Mbok : ” Oh …… ada tamu toh .

Ariska : ” Eh !Dia siapa sayang ?

Joko : ” Oh ini ! dia adalah pembantuku yang aku ceritakan tadi

Mbok : ” Iya, saya adalah pembantu tuan Joko . Tuan kesini menjenguk anak saya yang sedang sakit . “

Joko : ” Oh ya ! sayang kamu mau minum apa ? “

Ariska : ” E…. ada orange jus gak yang ?”

Joko : ” Aduh sayang di rumah pembantu masak ada orange j us!”

Mbok : ” Benar Non! Saya ini kan hanya orang kampungyang ada Cuma air putih.”

Ariska : ” Ya udah deh air putih aja.”

Joko : ” Cepat Mbok ambilkan!”

Mbok : ” Baik Tuan.”

Setelah Si Mbok masuk, Joko dan Ariska berbincang – bincang di depan rumah.

Ariska : ” Ngomong – ngomong aku harus duduk di mana?”

Joko : ” Di sini aja ya Yang?”( Sambil menunjuk tikar)

Ariska : ” Apa??? Masak aku disuruh duduk di tempat yang kotor ini?”

Joko : “Maklumlah Yang, ini kan rumahnya pembantu jadi umtuk sementara duduk di sini aja!”

Ariiska : ” Ya dah deh kalau begitu.”

Si Mbok keluar dangan membawa dua gelas air putih.

Mbok : ” Ini Non airnya, silahkan di minum.”

Joko : ” terimakasih Mbok . ya sudah silakan Mbok masuk kedalam . “

Setelah Mbok masuk kedalam, Joko dan Ariska melanjutkan kembali percakapannya.

Ariska : ” Yang, kita kan sudah lama pacaran. Kapan sayang melamar aku ? Mami sudah sering tanya. “

Joko : (sambil berfikir) ” E… Bagaimana kalau bulan depan ? “

Ariska : ” Tapi Yang, Mami kan mau pergi keluar negeri . “

Joko : ” bagaimana kalau minggu depan ? “

Ariska : ” begini Yang, kata Mami 2 hari lagi Sayang harus melamar aku. “

Joko : (dengan terpaksa jokopun menyetujuinya ) ” ya sudah, 2 hari lagi aku melamar kamu. “

Ariska : ” Tapi Yang, kata Mami ada syaratnya. “

Joko : ” Apa syaratnya Sayang ? “

Ariska : ” Saat melamar, sayang harus membawa uang sebesar Rp. 20.000.000,-”

Joko : (terkejut)” a…… pa ? dua puluh juta ?”

Ariska : ” Sayang kenapa kok terkejut ! uang dua puluh juta kan kecil buat sayang

Joko : (berpura – pura ) ” Ah , siapa yang terkejut . kalau hanya uang dua puluh juta itu kecil buat aku . “

Ariska : ” Jadi bagaimana Yang ? Sayang jadi kan melamar aku ?”

Joko : ” Ya pasti dong sayang “

Ariska : ” Ya udah ya , aku pulang dulu Yang . Aku masih ada j anj i sama teman – teman mau pergi ke Mall. Da……… (sambil melambaikan tangan)

Joko : (sambil melambaikan tangan) ” hati – hati dijalan ya. “

Setelah Ariska pulang, Joko masuk kedalam rumah dengan perasaan yang bingung. Melihat joko yang seperti itu si mbok juga ikut bingung.

Mbok : “Ada apa to jok, kok mbok lihat sepertinya kamu bingung sekali ?”

Joko : ” Gini mbok, orang tua Ariska minta aku melamar Ariska dua hari lagi”

Mbok : “Kamu mau melamar pakai apa jok ? kamu kan belum kerja”.

Joko : “Mamanya Ariska juga minta uang Rp.20 juta buat melamar anaknya”.

Mbok : “Apa??? 20juta??? Kita dapat uang sebesar itu dari mana ? kita kan hanya orang miskin, buat makan saja kita susah. Apalagi 20 juta !”

Joko : “Pokoknya aku gak mau tahu. Dalam dua hari mbok harus menyiapkan uang 20 juta untuk melamar pacarku”.

Mbok : “Masyaallah jok, ya gak mungkin toh mbok dapat uang 20juta dalam dua hari”.

Joko : “Tapi kita kan masih punya tanah peninggalan bapak yang ada dibelakang rumah itu mbok”.

Mbok : “Jok, itu kan peninggalan bapakmu satu-satunya. Masak kamu tega nyuruh mbok menjualnya”.

Joko : “Sudahlah mbok jual saja. Kalau mbok gak mau jual lebih baik aku pergi saja dari rumah”.

Mbok : “Jangan gitu toh nak, kita kan sudah gak punya apa-apa lagi”.

Joko : “Pokoknya aku gak mau tahu, lebih baik aku minggat kalu mbok gak mau menjualnya”.

Mbok : ” Ya udah jok, nanti mbok pikir-pikir dulu. “

Joko : “Kalau gitu aku keluar dulu”.

Karena mendengar keributan antara mbok dan adiknya, Anikpun keluar.

Anik : “Ada apa toh mbok aku dengar dari dalam kok rebut saja”.

Mbok : “Adikmu ini lho, katanya dia mau melamar pacarnya dan calon mertuanya minta uang sebesar 20 juta. mbok bingung harus cari uang dimana. Malahan dia nyuruh mbok jual tanah peninggalan bapakmu”.

Anik : “Terus mbok mau ?”.

Mbok : “Lha gimana lagi nik, adikmu ngancam mau minggat dari rumah kalau mbok gak jual tanah. Dia kan anak-anak laki-laki mbok satu-satunya”.

Anik : (dengan nada kesal) “Mbok sih selalu saja menuruti keinginan joko”.

Mbok : “Mbok sudah gak punya cara lagi nik. Mbok bingung ! !”.

Anik : “Ya sudah, terserah mbok saja. Anik masuk dulu mau nyuci piring mbok”.

Dengan merasa terpaksa sekali, maka ibu jokopun menjual tanah peninggalan almarhum suaminya. Ibu joko akhirnya pergi kerumah Bu Anis juragan kaya di desanya yang biasa membeli tanah.

Bu Anis : “Jeng…..aku baru beli kalung berlian lho bagus banget !”

Bu Hefni : “Iya to bu….., mana aku pengen lihat ! aku kemarin juga baru dibeliin cincin permata sama suamiku dari Korea Selatan”.

Ibu joko : “Permisi Bu Anis….., kulonuwun ?!”.

Bu Anis : “Oh …monggo, lho! Bu Joko, mari masuk bu. Silahkan duduk, silahkan bu !”.

Ibu joko : “Iya bu…terimakasih”.

Bu Anis : “Kok tumben bu joko. Ada perlu apa ? ndak biasanya loh ibu main kerumah saya…”.

Ibu joko : “Oh …iya bu, begini…. maksud kedatangan saya kemari tadi pertama mau silaturrahmi dan yang kedua mau…. anu…..saya dengar ibu bias membeli tanah, dan saya bermaksud akan menawarkan tanah saya dibelakang rumah itu untuk saya jual kepada ibu”.

Bu Anis : “Iya ta bu… ibu apa bawa surat-surat tanahnya ?”.

Ibu joko : “Ini bu !” (sambil menyerahkan surat-surat tanah)

Bu Anis : “Iya, saya periksa dulu ya bu !” (memeriksa surat-surat tanah). Terus ibu mau menjual tanah ini berapa bu ?”.

Ibu joko : “Emmm…… kalau Rp.25.000.000 bagaimana bu ?”.

Bu Anis : “Kok Rp.25.000.000 to bu! Kalau Rp.18.000.000 bagaimana?”.

Bu joko : “Kok Rp.18.000.000to bu, ya udah kalau Rp.20.000.000 saja bagaimana bu… yang penting jangan kurang dari Rp.20.000.000 ya bu…. bagaimana?”.

Ibu Hefni : “Sudahlah jeng…. iya saja !”.

Ibu Anis : “Ya sudah bu…baiklah, saya beli Rp.20.000.000. sekarang saya ambilkan uang dulu kedalam ya bu !”.

Ibu Hefni : ” Bu…. kok tanahnya dijual, memangnya ada keperluan apa to bu! Kelihatannya mendadak sekali!”.

Bu j oko : ” Hemmm… iya bu, ada keperluan keluarga. Hem…”

Ibu Anis : (keluar dari kamar) ” Ibu joko, ini uangnya Rp.20.000.000, coba dihitung dulu bu !”.

Bu joko : “Ndak bu…. saya percaya kok sama ibu. Terimakasih….kalau begitu saya pamit dulu ya bu. Terimakasih…….”.

Bu Anis : “Oh iya bu, kok tergesa-gesa, baiklah bu…. saya juga terimakasih. Nanti kalau saya butuh surat-surat keterangan yang lain bolehkan saya main kerumah ibu ?”.

Bu joko : “Oh iya…. silahkan bu. Ndak apa-apa ! Bu Hefni juga boleh main kegubuk saya yang reot itu. Ya sudah bu… saya pamit dulu, terimakasih. Mari…….. “.

Bu Anis : “Iya mari-mari…..hati-hati ya bu !”.

Sementara itu, suasana dirumah Ariska pacar Joko begitu sibuk mempersiapkan acara lamaran. Para pembantu sibuk bersih-bersih dan menata rumah.

Yu : “Aduh…..kerja kok terus, sampek coklek pinggangku ini rasanya. Eh nem nem, sini…..tak kasih tahu!”. (kemudian duduk)

Nem : “Ada apa to Yu…..kok semangat banget”. (sambil meletakkan sapunya dan ikut duduk).

Yu : ” Eh kamu tahu ndak, non ariska itu hari ini mau dilamar juragan kaya katanya guuuuanteng lho!”.

Nem : “Masak sih Yu! Aku kok ndak tau !”.

Yu : “iya! Kamu ini bagaimana to nem nem, masa sama yang terjadi pada juragan kita kamu ndak tahu? Wong tetangga-tetangga yang beli sayur tadi semua membicarakan itu kok ! katanya sih, wajahnya seperti david Beckham pemain sepak bola itu lho nem”.

Nem : “Da….. David Beckham itu sopo to Yu !”.

Yu : “Gusti allah nem nem, makanya kamu itu j adi orang mbok ya nonton TV. Walau kita pembantu tapi mbok yo yang sedikit modern gitu po’o. kaya aku ini !”. (sambil berpose lenggak-lenggok)

Ibu Ariska : “Aduh,duh,duh,duh…… wong disuruh kerja kok ya ngerumpi! Kalian berdua itu piye to Yu, Nem! Ayo coba kamu Nem dah siap pa belum makananya di dapur ?”

Nem : “Belum ndoro putri…..(sambil ketakutan)

Ibu Ariska : “Kok belum piye to Nem, lihat ini sudah jam berapa ? calon besanku tuh mau dating. Ayo cepat sana kamu siapkan makanannya! Dan kamu Yu, bersih-bersih didepan sana. Nanti kalau tamunya dating kasih tau saya ya”.

Yu & Nem : “Inggih ndoro putri……..”.

Ida : “Ada apa to ma…..kok rebut aja sendiri dari tadi, kok ngomel-ngomel terus ida perhatikan”.

Ibu Ariska : “itu loh Yu sama Nem, wong disuruh kerja kok malah ngerumpi”.

Ida : “Iya tuh ma, pembantu kita itu senangnya ngegosip melulu. Malah kemarin itu yang namanya Nem itu malah pacaran dipasar. Bukannya beli sayur malah kencan sama tukang ojek di depan itu loh ma”.

Ibu Ariska : “Oh iya ida , coba kamu lihat mbakmu dikamar. Dandannya udah selesai apa belum, dari tadi dandan kok belum selesai juga. Ayo sana….”.

Ida : “Iya-iya ma…..(sambil agak sewot)

Ariska : ” Mama…..aduh mamaaku udah kelihatan lebih cantik belum ma? Tu bajuku…. antingku juga bagus kan ma?”

Ibu Ariska : “Iya-iya…. anak mama cuuanntik sekali, memang sudah saatnya dilamar. Mbakmu cantik kan ida ? “.

Ida : “Iya cantik!”. (sambil cemberut karena sewot & iri)

Yu : “Maaf ndoro putri……. diluar tamunya sudah datang”.

Ibu Ariska : “Kamu itu piye to yu, kalau tamunya datang ya disuruh masuk to ! ayo cepat suruh masuk !”.

Yu : “Inggih…inggih ndoro putri, inggih!” Setelah tamunya masuk…….

Ariska : “Sayang……. kamu sudah datang ya. Kami semua udah lama nunggu kamu, kok telat sihhh…”.

Joko : “Iya sayang maaf…… maklum Surabaya, macet!”.

Ariska : “Oh…. begitu. oh ya ma ini loh yang namanya joko pacarnya riska”.

Ibu Ariska : “Oh…. ini to yang namanya nak jojko, silahkan duduk nak joko! (sambil berjabat tangan kemudian menyilahkan tamunya duduk) , lho, ini siapa nakjoko?”.

Joko : “Ehmm…ini..ini pembantu saya ma..”.

Ariska : “Iya ma, ini pembantunya sayang joko yang Riska ceritakan kemarin waktu anaknya sakit. Mama masih ingat kan ?”.

Ibu Ariska : “Ohh…. iya mama inget”.

Joko : “Iya ma…..betul sekali. Ma, maksud kedatangan saya kemari mau melamar Riska ma… “.

Ibu Ariska : “Oh… iya. Ibu sih ndak apa-apa, tapi apa kamu sudah membawa persyaratannya?”.

Joko : “Iya sudah…ini ma!” (sambil meminta uang kepada ibunya yang disuruh berpura-pura jadi pembantunya lalu menyerahkannya kepada calon mertuanya)

Ibu ariska : “Sebentar ibu hitung dulu ya nak! …..aduh, udah wis ibu percaya. Ayo ida kamu saja yang hitung dikamar mama”.

Ida : “Iya ma.. . !”. Ibu Ariska : “Yu… Nem… !” Yu & Nem: “Inggih ndoro putri….”

Ibu ariska : “ayo kamu buatkan minum 3 jus jeruk dan camilannnya bawa kesini ya. Cepat!”

Yu & Nem: ” kok 3 ndoro, terus yang itu bagaimana?”(sambil menunjuk pada ibunya joko)

Ibu Ariska : “udah cepet sana! Kalau disuruh itu gak usah banyak Tanya-tanya!” Yu & Nem: “Inggih ndoro..”

Ibu ariska : “Oh iya…orang tuanya nak joko kemana? Kok ndak ikut, mama kira mereka ikut. Kok malah pembantunya yang diajak”.

Joko : “Oh…. papa saya sudah meninggal ma… !” Ibu Ariska : “Oh sudah meninggal, maaf ya nak joko!”

Yu dan Nem masuk keruang tamu sambil membawa minuman dan camilan. Kemudian ibu ariska, ariska dan joko menikmati hidangan yang disajikan sementara ibu joko dibiarkan duduk dilantai tanpa menikamti apapun juga.

Ibu Ariska : “Lalu mamanya nak joko sekarang dimana?”

Joko : “Ehm…. mama …mama …(sambil melihat ibunya dengan bingung), mama saya juga sudah meninggal ma…”

Ibu joko : (langsung berdiri dan menghadap pada joko) joko! Joko anakkku! Mbok masih sehat dan sekarang masih berdiri di hadapanmu kamu bilang mbok sudah meninggal. Astaghfirullah…joko. Aku mbokmu joko, yang mengandung kamu, melahirkan kamu dan sekarang dihadapanmu kamu bilang sudah mati joko !”

Ariska : (saat joko kebingungan) sebentar…. sayang ini siapa sich! Kamu bilang pembantu kamu, tapi kok dia bilang dia ini ibunya kamu. Lalu yang benar yang mana?”

Joko : “Tenang sayang ….yang benar ini bukan ibuku tapi pembantuku. Dan ibuku sudah meninggal”.

Ibu joko : “Durhaka kamu joko !ini balasan kamu joko. Aku mbokmu joko!”

Joko : “Enak saja !kamu bilang kamu ini ibuku ?” (sambil mendorong ibunya hingga jatuh tersungkur kelantai)

Ibu joko : (sambil berusaha berdiri dan membelakangi Joko) Durhaka kamu joko! benar-benar kamu anak durhaka! Ini balasan kamu pada ibumu sendiri ?daripada mbok melihat anak seperti kamu lebih baik mbok melihat patung !»

Joko : (tiba-tiba saja joko terjatuh dan kakinya tidak bias digerakkan) “Aduh kakiku! mbok…mbok…ampun mbok…ampun, maafkan joko mbok…”.

Ariska : (sambil menangis melihat joko) “Ada apa sayang, kamu kenapa? Kakimu kenapa ?ma …ini bagaimana ma…?”

Ibu ariska : “sudahlah nak…mama juga nggak tahu”

Ibu joko : “Sekarang kamu mau mengakui aku sebagai mbokmu dihadapan mereka ! sekarang kamu mau! (sambil marah karena sakit hati)

Joko : (sambil memohon-mohon) “Ampun mbok…ampun!”

Ibu joko : ” tidak joko, ibu tidak akan memaafkan kamu. Ibu sudah terlanjur sakit hati! Ini memang karma yang harus kamu terima!”

Dan akhirnya Jokopun menjadi patung.

Ibu Joko : (berbalik menghadap Joko) ” Jok , Jok, Jok kamu kenapa nak! Ayo bicaralah pada ibu , ya Allah Joko ! mengapa kamu jadi seperti ini nak? astaghfirullah apa yang telah aku katakan, aku telah mengutuk anakku sendiri.

Dan Ibu Jokopun hanya dapat bersimpuh menangis menyaksikan anaknya yang menjadi patung