Waktu menghadiri acara halal bi halal di Göttingen, saya tertarik sekali dengan acara hiburan yang salah satunya adalah drama dari anak-anak. Langsung terpikir di benak saya untuk membuat juga acara yang sama untuk halal bi halal di Frankfurt yang kebetulan akan diadakan seminggu kemudian. Sesampainya di rumah, saya langsung mengubek-ubek buku-buku cerita Jehan. Cari-cari bahan yang kira-kira bagus untuk dijadikan drama untuk anak-anak. Tadinya terpikir untuk meminta naskah drama dari kawan yang di Göttingen itu. Tapi kurang srek karena ceritanya (berjudul Donröschen) menurutku 'kurang islami'. Akhirnya setelah cari-cari, ketemu buku Sahabat Nabiku berjudul Uang untuk Allah, penulis Ali Muakhir & Adha Sughandi, penerbit DAR! Mizan Anak. Kisahnya dibuat singkat serta percakapannyapun singkat-singkat. Langsung aja saya ketik ulang. Setelah selesai, langsung saya propose ke suami. Suami setuju, tapi rupanya menurut suami cerita dari buku kecil itu masih belum komplit---berdasarkan buku ceritanya hanya sampai adegan ketika Ali bin Abi Thalib bertemu dengan Musafir yang meminta-minta, lantas Ali bin Abi Thalib langsung memberikan semua uangnya. Padahal menurut suami saya yang diberikan kepada musafir itu hanya 1/3-nya dan selebihnya diberikan kepada anak yatim dan seorang tawanan. Kisah ini diangkat oleh Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Insaan: 8 - 9. Setelah berhasil mengumpulkan beberapa anak dan latihan sekali di KJRI dan sebelum tampil akhirnya alhamdulillah berhasil juga acara ini berlangsung.
***
IKHLAS BERSEDEKAH
(Naskah Drama Ringan untuk Anak-anak)
Pada suatu hari
Ketika Ali bin Abi Thalib
Baru keluar dari mesjid
Beliau dihadang seseorang
Fulan : “Apa tuan bernama Ali bin Abi Thalib?”
Ali : “Iya, ada apa?”
Fulan : “Maaf, ini uang milik ayah Tuan”
Ali : “Milik ayah saya?”
Fulan : “Iya, dulu ayah tuan pernah bekerja untuk saya. Ini bayarannya”
Ali :”Alhamdulillah, terima kasih banyak”
Kemudian Ali bin Abi Thalib
Dengan gembira
Segera kembali ke rumahnya
Menemui istrinya, Fatimah
Ali : “Assalamu ‘alaikum”
Fatimah: “Wa’alaikumussalam”
Fatimah: “Tuan membawa apa?”
Ali : “Membawa uang dari ayah sebanyak 3 Euro”
Ali bin Abi Thalib segera bercerita
Beliau menceritakan kepada Fatimah
Tentang pertemuannya dengan seseorang
Yang memberinya uang
Fatimah : “Alhamdulillah…kalau begitu, kita bisa membeli makanan”
Saat itu, di rumah Ali bin Abi Thalib
Memang tidak ada makanan sedikit pun.
Dengan gembira
Ali pun pergi ke pasar
Ali : “Saya akan beli roti buaya”
Setibanya di pasar
Seorang fakir-miskin
Sedang meminta-minta
mengharapkan kemurahan hati
Orang-orang yang datang ke pasar
Si miskin : “Tuan-tuan yang beriman!
Adakah yang ingin memberikan uangnya untuk Allah?”
“Saya musafir yang kehabisan bekal”
Tanpa berkata apa-apa
Ali langsung memberikan uangnya 1 Euro
kepada si pengemis.
Lalu, pergilah beliau membeli dua potong roti.
Sepotong 1 Euro.
Kemudian pulang ke rumah.
Ali : “Assalamu ‘alaikum”
Fatimah: “Wa’alaikum-salam”
Fatimah: “Tuan membawa apa?”
Ali : “Membawa 2 potong roti”
Ali bin Abi Thalib segera bercerita
Beliau menceritakan kepada Fatimah
Tentang seorang pengemis yang diberinya uang 1 Euro.
Fatimah : “Alhamdulillah… masih ada untuk kita beli makanan”
Baru saja roti itu dihidangkan di atas meja
Tiba-tiba datang seorang anak yatim mengetuk pintu.
Anak Yatim : “Tuan, bagilah saya sesuatu”
Ali : “Berikanlah dia sepotong”
Fatimah : “Alhamdulillah… masih ada sepotong lagi untuk kita”
Beberapa menit kemudian
Muncul seorang laki-laki
Yang mengaku sebagai tawanan perang
Si Tawanan : “Tuan, saya sudah tiga hari tidak makan”
Ali : “Berikanlah dia yang sepotong itu”
Fatimah : “Alhamdulillah… kita masih bisa bersedekah.”
“Masih banyak orang yang lebih susah dari kita”
ENDE
PARA PEMAIN PERAN :
Fulan : Ifan, Ali : Naufal, Fatima: Jehan , Penjual : Salam, Miskin: Tio, Yatim : Laura Tawanan: Fadhillah
KETERANGAN:
Kisah di atas diilhami oleh sebuah riwayat yang menerangkan sebab turunnya ayat 8 dan 9 surah al-Insan:
Artinya: "Mereka memberikan makanan dengan senang hati kepada orang miskin, anak yatim dan orang tawanan. [Seraya berkata:] Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian semata-mata karena mengharapkan keridhoan Allah. Kami tidak menghendaki balasan apapun dari kalian dan tidak pula mengharapkan terima kasih".
Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat berbuat demikian.
Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar